Bagaimana Panduan Tutorial Cara Membuat Cairan Disinfektan? Simak Berikut Ini!

Bagaimana cara membuat cairan disinfektan? Meskipun masa-masa pandemic sudah hampir berlalu, namun kebutuhan akan cairan disinfektan tetaplah sama. Gaya hidup sehat dan bersih harus selalu diutamakan guna menekan kejadian pandemic terulang kembali. Cairan disinfektan saat ini memang sudah banyak dijual secara umum, namun tak ada salahnya juga jika Anda ingin mencoba membuatnya sendiri.

Apa itu cairan disinfektan?

Disinfektan merupakan salah satu bahan kimia yang fungsi utamanya adalah menghambat hingga membunuh mikro organisme pada permukaan benda mati baik itu furniture, lantai, ruangan, dan lain sebagainya. Cairan ini tidak disarankan terkena selaput lendir dan kulit karena berpotensi memicu kanker dan mengiritasi kulit. Untuk kulit, Anda bisa menggunakan cairan antiseptic yang memang sengaja digunakan sebagai desinfeksi membrane mukosa dan kulit.

Seperti yang disebutkan diatas, disinfektan mampu membersihkan permukaan benda dengan mengusap atau menyemprotkan cairan disinfektan pada area yang terkontaminasi. Namun ingat cairan ini hanya digunakan untuk benda mati.

Ada beberapa bahan yang disarankan digunakan sebagai racikan cairan disinfektan. Beberapa bahan ini antara lain ammonium, sodium hipoklorit, hydrogen peroxide, alkohol 70%. Jangan lupa untuk meracik dengan benar dan sesuai dengan aturannya agar cairan disinfektan benar-benar aman dan efektif membunuh mikroorganisme berbahaya.

Diantara beberapa saran bahan disinfektan diatas salah satu yang bisa dibilang aman yakni etanol atau alkohol 70%. Etanol yang memiliki konsentrasi paling tidak 60% memiliki kemampuan untuk larut dalam air dan juga mampu melarutkan virus yang berkategori non lipophilic virus.

Sodium hipoklorit juga bagus untuk cairan disinfektan, hanya saja jika terhirup dalam jumlah besar bisa mengakibatkan sesak nafas bahkan iritasi paru-paru.Hidrogen peroksida juga salah satu bahan disinfektan yang sangat efektif merusak dinding virus. Sayangnya jika digunakan berlebihan hingga terkena kulit, maka akan menimbulkan kerusakan pada kulit.


Panduan Cara Membuat Cairan Disinfektan

Dirangkum dari beberapa pemberitaan, berikut ini beberapa tutorial cara mudah membuat cairan disinfektan sendiri. Berikut ulasannya:

  1. Cairan pemutih

    Pemutih pakaian memiliki kandungan sodium hipoklorit yang mana merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan cairan disinfektan. Cara membuat cairan disinfektan dengan bahan pemutih ini hanya cukup dengan menambahkan air sebagai pengencernya saja. Perbandingannya adalah 1:100. Jadi masukkan terlebih dulu cairan pemutih kedalam botol semprot, baru kemudian tambahkan air dan kocok sampai rata. WHO menganjurkan pengenceran 5% sodium hipoklorit dengan perbandingan 1:100. Jadi Anda bisa mencampurkan 1 bagian cairan pemutih dengan 99 bagian air dingin biasa. Yang perlu diperhatikan disini adalah takaran cairan pemutihnya. Usahakan agar konsentrasi cairan pemutih tidak terlalu tinggi.

  2. Cairan pembersih lantai

    Untuk membuat cairan disinfektan dari pembersih lantai, cara membuat cairan disinfektan ini sama dengan ketika menggunakan cairan pemutih. Yakni dengan menambahkan air sebagai pengencernya. Perbandingan yang disarankan disini yakni 10 botol cairan pembersih dengan 1 liter air. Agar efektif menjadi disinfektan, maka konsentrasi dari monoterpen disini harus minimal 0,5%.
    Anda juga masih bisa menambahkan pewangi alami semisal rebusan sereh agar bau karbol bisa ternetralisir.

  3. Alkohol Gosok
    Minyak esensial satu ini disebut lebih aman jika terkena kulit. Sebagaimana kita ketahui jika kedua bahan diatas, khususnya sodium hipoklorit yang berbahaya jika terkena kulit, karena itu penggunaan alkohol gosok ini bisa menjadi alternatif terbaik sebagai disinfektan yang aman, antibakteri dan antimikroba. Bahan yang diperlukan yakni minyak esensial thyme dan alkohol 70-99% atau alkohol isopropil. Untuk minyak bisa diganti dengan jenis minyak lain seperti minyak kayu putih atau kayu manis.
    Cara pembuatanya mudah yakni dengan memasukkan minyak essential sekitar 20 tetes dan dicampur dengan alkohol gosok. Kocok botol semprot secara perlahan dan disinfektan pun jadi.

  4. Hidrogen peroksida

    EPA mencantumkan jika hydrogen peroksida masuk dalam daftar alat sterilisasi yang sangat efektif membunuh pathogen. Untuk hidrogen peroksida konsentrasi yang dianjurkan yakni 3% untuk dijadikan sebagai disinfektan.
    Catatan tambahan, hydrogen peroksida sangat sensitive terhadap cahaya sehingga pastikan untuk menyimpannya menggunakan botol buram.

  5. Hidrogen peroksida dan etil alkohol

    Jenis alkohol yang digunakan disini adalah etil alkohol. Jika isopropyl biasa digunakan pada pembuatan hand sanitizer, maka etanol lebih kepada jenis alkohol yang dikonsumsi. Contohnya pada parfum, alkohol gandum dan lain sebagainya. Nah, meskipun dua jenis alkohol ini berbeda, namun fungsinya tetap sama yakni membunuh kuman.
    Cara meracik disinfektan dari dua bahan ini pun terbilang mudah. Pertama siapkan bahannya yakni air sulit 3,5 ons, 12 ons etanol 95%, ½ sdt hidrogen peroksida dan 40 tetes minyak esensial. Selanjutnya racik dengan mencampurkan air dan hidrogen peroksida kedalam botol. Lantas tambahkan minyak essensial dan terakhir tambahkan etanol. Kocok sampai semua tercampur rata.

Panduan Cara membuat cairan disinfektan bahan alami

Selain membuat disinfektan dari bahan-bahan diatas, Anda juga bisa membuat disinfektan sendiri menggunakan bahan alami atau bahan-bahan dapur. Berikut beberapa diantaranya:

  1. Cuka putih

    Bahan pokok ini memiliki sifat asam yang tinggi sehingga bisa digunakan pula sebagai campuran cairan disinfektan. Anda bisa mencampurkan 5% asam asetat dengan air dan gunakan langsung untuk membersihkan permukaan objek benda mati. Cairan ini mampu membunuh patogen dan efektif menghilangkan jamur.
    Cuka putih juga bisa dicampur dengan soda kue yang mana reaksi keduanya akan menimbulkan larutan berbusa yang sangat efektif menghilangkan noda membandel.

  2. Jeruk lemon

    Lemon memiliki keasaman yang tinggi dengan sifatnya yang anti mikroba. Tak hanya menghilangkan noda alkalis, lemon juga mampu mengurangi bakteri di permukaan. Meski sebenarnya penggunaan disinfektan dari lemon ini tidak terlalu efektif, tapi aromanya yang harum bisa menjadi pilihan.

  3. Uap dan air panas
    Dua hal ini sangat ampuh dijadikan sebagai disinfektan ketika suhunya telah mencapai 100 derajat celcius. Pembersihan dengan cara ini mampu membunuh bakteri e-coli, bakteri salmonella dan juga tungau. Namun sementara ini belum ada bukti jika uap dan air panas mampu membunuh virus. Meski begitu air mendidih ini sudah terbukti keampuhannya untuk mensterilkan benda dan juga kain.

  4. Minyak esensial
    Minyak yang disuling dari tumbuhan semisal lavender, teh atau peppermint ini ternyata juga mampu dijadikan sebagai cairan disinfektan. Caranya yakni dengan mencampurkan minyak esensial ini dengan larutan pembersih.

  5. Borak
    Ini adalah mineral alami yang sangat umum ditemukan pada pembersih rumah tangga. Sifat dari boraks sendiri membunuh bakteri dan jamur serta menghilangkan noda mampu digunakan menjadi pengusir serangga atau sebagai pestisida. Ada banyak cara membuat cairan disinfektan dari bahan alami. Meski begitu keampuhannya dalam membunuh virus tentu tak bisa sebanding dengan bahan pembuat disinfektan yang dicampur dengan bahan-bahan kimia seperti ulasan diatas.

Yang harus diperhatikan dalam Panduan Cara Membuat Cairan Disinfektan

Membuat cairan disinfektan sendiri memang diperbolehkan. Namun setidaknya perhatikan beberapa hal dibawah ini agar cairan disinfektan Anda bisa benar-benar aman dan efektif digunakan sesuai dengan tujuannya.

  1. Cek kandungan
    Cek terlebih dahulu kandungan yang ada pada label atau kemasan jika menggunakan cairan pemutih. Misalnya sodium hipoklorit pada cairan pemutih, secara umum kandungan sodium hipoklorit berada pada konsentrasi 2,5-5%. Jika kandungan sodium hipoklorit kurang atau berlebih maka hendaknya memilih yang lain.

  2. Hindari air panas
    Hindari menggunakan air panas ketika mencampurkan cairan pemutih atau cairan pembersih lantai. Ketika sodium hipoklorit dicampurkan dengan air panas, maka khasiat sodium hipoklorit sebagai disinfektan akan menurun atau bahkan hilang. Jadi campurkan dengan air dingin untuk hasil yang maksimal.

  3. Buatlah sesuai dengan takaran yang dianjurkan
    Pengenceran yang dianjurkan yakni dengan konsentrasi 0.05%. Perbandingan harus sesuai karena jika tidak tentu akan mengurangi keefektifan disinfektan Anda.

  4. Perhatikan waktu kontak
    Ketika hendak membersihkan mikroorganisme dari permukaan objek benda dengan menggosok, pastikan waktu kontaknya tidak lebih dari 10 menit. Sedangkan untuk merendam peralatan disarankan waktu kontaknya tidak lebih dari setengah jam atau 30 menit.

  5. Bersihkan bahan organik
    Bahan organik yang menempel pada permukaan dan tidak dibersihkan tentu berdampak pada kurang efektifnya disinfektan. Untuk itu pastikan untuk membersihkannya terlebih dulu. Bahan organik yang dimaksud antara lain muntah, lendir, darah, feses, dan cairan-cairan tubuh lainnya.

Cara penggunaan cairan disinfektan

Seperti yang sudah diulas diatas, penggunaan cairan disinfektan memang mudah namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah

  1. Tidak disarankan menyemprotkan disinfektan pada makhluk hidup baik itu hewan tumbuhan dan utamanya manusia.
  2. Penyemprotan kepada manusia langsung lewat bilik atau chamber tidak disarankan. Kecuali jika cairan yang disemprotkan bukan disinfektan melainkan antiseptic yang sebelumnya telah dipastikan aman jika terkena bagian tubuh.
  3. Penggunaan disinfektan untuk lingkungan dibatasi daerah atau permukaan yang paling sering disentuh. Misalnya keran, wastafel, lampu, meja, dll.
  4. Cara penggunaan disinfektan yang sangat disarankan yakni dengan mengelap cairan disinfektan langsung pada objeknya.
  5. Hindari menyemprotkan secara langsung permukaan yang terkontaminasi karena hal ini mampu membuat virus menyebar ke udara. Cara terbaik yakni menggunakan kain yang telah dibasahi dengan larutan disinfektan.

Cairan disinfektan pada dasarnya tidak bersahabat dengan manusia. Beberapa bahan seperti yang disebutkan diatas bahkan bisa berbahaya bagi kesehatan. Namun tentu saja hal ini terjadi jika kita terlalu banyak terpapar. Untuk itu, jika kita ingin membuat sendiri, pastikan untuk mempelajari cara membuat cairan disinfektan dan juga tutorialnya sedetail mungkin. Takaran yang kurang tepat tak hanya berdampak pada kurang efektifnya cairan disinfektan namun bisa juga berbahaya bagi kesehatan. Diantara beberapa bahan diatas, etanol atau etil alkohol menjadi salah satu bahan yang paling sering digunakan dalam pembuatan cairan kebersihan baik itu hand sanitizer ataupun disinfektan. Etanol juga mudah didapatkan, salah satunya di Karsavicta. Karsavicta sebagai distributor pemasok etanol terbaik dan terbesar di Indonesia tak hanya menyediakan 1 jenis etanol saja melainkan berbagai macam mulai dari technical grade (<95%), extra neutral (>96%), hingga Anhydrous (99%). Anda juga bisa memesan dalam jumlah besar untuk berbagai macam kebutuhan baik itu untuk parfum atau untuk pembuatan disinfektan seperti yang sudah diuraikan diatas.


rect