Fungsi Etil Alkohol Dalam Dunia Medis dan Bahan Desinfektan

Banyak orang yang mengenal alkohol sebagai bahan minuman keras. Dan karena itu banyak orang beranggapan jika apapun yang mengandung alkohol berlabel haram. Padahal penggunaan dari alkohol tak hanya sebatas sebagai bahan minuman keras. Ya, alkohol memiliki banyak fungsi dan salah satunya yakni fungsi etil alkohol untuk dunia medis.

Sebelum kita membahas apa saja fungsi etil alkohol dalam dunia medis, kita perlu tahu terlebih dulu tentang alkohol. Ya, seperti yang dikatakan diatas jika alkohol memiliki banyak manfaat namun juga memiliki dampak negatif. Di sekitar kita, salah satu jenis alkohol yang disebut sebagai etil alkohol atau etanol juga bisa menjadi racun bagi tubuh jika tidak digunakan sebagaimana mestinya. Padahal jenis alkohol satu ini bisa dibilang lebih aman dibandingkan dengan jenis lain misalnya seperti metanol.

Dalam dunia medis, penggunaan etil alkohol sudah sangatlah biasa. Ya, hal ini karena sifat dasar alkohol yang mampu membunuh bakteri. Oleh karena itu alkohol jenis etanol sering digunakan sebagai desinfektan dan juga antiseptik. Selain itu alkohol juga digunakan sebagai bahan pelarut dalam formulasi pembuatan obat meski sekarang fungsi satu ini telah tergantikan oleh pensuspensi atau emulgator.

Nah, di tengah pandemic ini tentu saja kebutuhan akan antiseptic dan juga desinfektan meningkat. Jika Anda melihat peluang dari fungsi etil alkohol ini untuk diolah sebagai cairan antiseptic atau desinfektan, maka Anda harus membaca ulasan dibawah ini. Kami ulas lengkap terkait fungsi etil alkohol untuk membasmi virus dan mikroorganisme lainnya dan juga dimana Anda bisa mendapatkan etil alkohol terbaik dengan harga terbaik pula.
Alkohol SAngat berguna bagi dunia medis. Berikut beberapa contoh penggunaan alkohol berdasarkan dari kadar konsentrasinya:

Manfaat alkohol dilihat dari konsentrasinya

Alkohol sangat berguna bagi dunia medis. Berikut beberapa contoh penggunaan alkohol berdasarkan dari kadar konsentrasinya:

  1. Alkohol konsentrasi 25% sebagai kompres untuk menurunkan suhu badan
  2. Alkohol konsentrasi 50% sebagai lotion astringent yang mampu mencegah biang keringat
  3. Alkohol konsentrasi 70% dan 96% sebagai desinfektan, antiseptik, pelarut obat

Pada intinya fungsi etil alkohol untuk dunia medis yang paling utama adalah penggunaannya sebagai cairan desinfektan dan antiseptik. Konsentrasi sebesar 70% untuk antiseptik ataupun desinfektan ini terbilang sangat tinggi sehingga sangat amat tidak cocok digunakan sebagai campuran minuman atau makanan karena bisa berakibat keracunan.

Jadi alkohol dengan konsentrasi 70% keatas penggunaanya hanya sebatas pada penggunaan luar.

Perbedaan antiseptik dan desinfektan

Penggunaan etil alkohol kian melejit ketika muncul pandemic. Ya, penggunaan karena penggunaan antiseptik dan desinfektan yang meningkat drastis semenjak pandemic , juga turut membuat kebutuhan akan etil alkohol meningkat pesat.

Padahal baik antiseptik ataupun desinfektan telah ada sejak lama dan menggunakan keduanya termasuk juga dalam habits yang harus dilakukan sehari-hari. Namun munculnya pandemi ini juga turut meningkatkan kesadaran masyarakat sehingga saat ini antiseptik atau desinfektan adalah hal wajib yang harus ada atau harus dimiliki tiap orang.

Kenyataannya meskipun berbahan sama, namun fungsi etil alkohol untuk membasmi virus pada keduanya ternyata berbeda dilihat dari pengaplikasiannya.
Antiseptik merupakan zat yang mampu menghambat dan juga menghancurkan mikroorganisme (virus, bakteri dan jamur) yang terdapat pada jaringan hidup. Antiseptik juga sering digunakan di lingkungan medis guna mengurangi infeksi yang terjadi karena prosedur medis, misalnya ketika operasi atau ketika injeksi. Jadi alkohol jenis ini bisa dikatakan aman untuk kulit. Etanol yang digunakan untuk cairan antiseptik biasanya memiliki konsentrasi 60-90%.

Etil Alkohol Sebagai Antiseptik

Penggunaan antiseptik bisa pada kulit tertutup atau kulit terbuka (luka). Jenis antiseptik yang sering kita temui yakni sabun tangan, cairan pembersih tangan atau hand sanitizer, dan lain sebagainya.
Berbeda dengan antiseptik, desinfektan dikhususkan untuk benda mati atau juga digunakan sebagai pensteril alat kedokteran. Fungsi etil alkohol sebagai bahan desinfektan yakni menghancurkan dan juga mengurangi pertumbuhan mikroorganisme. Namun tidak semua jenis organisme mampu dibunuh menggunakan desinfektan karena beberapa jenis mikroorganisme resisten. Meski begitu desinfektan tetap mampu mengurangi jumlahnya secara signifikan.

Sebagai Bahan Desinfektan

Cairan desinfektan biasanya memiliki campuran bahan aktif yang berbahaya untuk tubuh seperti klorin. Selain itu kandungan biosidanya juga cukup tinggi jika dibandingkan dengan hand sanitizer.

Jika terkena kulit bisa menyebabkan alergi iritasi bahkan jika terkena mata bisa menyebabkan kerusakan permanen. Dan oleh karena itu, sangat tidak disarankan menggunakan desinfektan untuk luka terbuka.

Semenjak pandemic corona, penggunaan desinfektan disebut sebagai salah satu sarana yang efektif mencegah penyebaran covid19. Dan banyak orang meyakini jika desinfektan alami memiliki tingkat keefektifan yang tinggi dalam membunuh virus ini. padahal informasi tersebut tak sepenuhnya benar jika dilihat dari kacamata para ahli. Banyak para ahli yang beranggapan jika memang ada beberapa desinfektan alami yang ampuh membunuh virus, namun mungkin banyak juga yang tidak.

Fungsi Etil Alkohol Sebagai Desinfektan Dari Ahli

Samara Geller sebagai salah satu peneliti dan juga analisis basis data di EWG (environmental Working Group) mengemukakan jika masyarakat tidak menemukan desinfektan yang resmi dijual dipasaran, maka disarankan untuk menggunakan bahan seperti etanol atau hidrogen peroksida sebagai pengganti dari cairan desinfektan. Kedua bahan tersebut memiliki kandungan toksin yang terbatas jika dibandingkan dengan bahan aktif lainnya.

Sempat dijelaskan pula alasan mengapa etil alkohol atau juga hidrogen peroksida sangat efektif yakni karena etanol yang mampu merusak protein dan membran sel, sedangkan hidrogen peroksida sebagai agen pengoksidasi mampu merusak membrane serta lipid. Dalam artian yang lebih mudah dipahami, intinya kedua bahan ini ampuh membunuh kuman.

Namun yang digunakan, atau yang disarankan disini tidak boleh sembarang alkohol. Harus etil alkohol, etanol atau alkohol isoprofil yang mampu membunuh virus dan kuman. Siobain Duffy, PhD., seorang professor ekologi di Universitas Rutgers mengemukakan jika 2/3 etanol diencerkan dengan 1/3 air maka ini sudah menjadi desinfektan yang efektif.
Dipasaran saat ini jenis konsentrasi alkohol yang paling sering ditemukan untuk industri medis yakni 70% dan 96%. Diantara keduanya yang paling sering digunakan pada industri farmasi yakni alkohol 70%. Alkohol 70% juga sering digunakan untuk perawatan luka yang mampu mencegah terjadi infeksi pada luka terbuka.

Mana yang Lebih Baik untuk Antiseptik dan Desinfektan? Alkohol 70%, 96%?

Lantas bagaimana dengan alkohol 96% ke atas? Alkohol dengan konsentrasi 96% memang sering digunakan sebagai bahan antiseptik ataupun desinfektan, namun untuk efektivitasnya disebut lebih baik alkohol 70%. Mengapa? Padahal konsentrasinya lebih tinggi.

Pada konsentrasi 70% disebut sebagai komposisi yang paling optimal untuk desinfektan. Fungsi etil alkohol disini yakni merusak dinding plasma bakteri. Perlu diketahui jika dinding bakteri mudah dirusak menggunakan alkohol 70% dan juga air. Air disini akan mempercepat kehancuran dinding. Jadi ketika air dan etanol dikombinasikan maka efektivitas pembunuhan mikroorganisme seperti virus dan bakteri akan semakin tinggi.

Alkohol konsentrasi 70% disebut lebih bagus karena kemampuannya untuk masuk ke dalam dinding bakteri yang lambat. Sedangkan alkohol dengan konsentrasi diatasnya akan masuk ke dinding sel lebih cepat sehingga membentuk koagulasi yang mampu membuat sel tidak aktif. Jadi mikroorganisme tersebut tetap hidup, namun tidak bisa berkembang karena telah terkurung dalam cairan alkohol tersebut.

Alkohol 70% juga memiliki tekanan osmotic yang tinggi dibandingkan dengan konsentrasi diatasnya, misalnya alkohol 100%. Dengan tekanan osmotic yang tinggi maka penetrasi untuk masuk ke dalam dinding sel akan lebih mudah. Sebenarnya rentang konsentrasi yang paling baik sebagai desinfektan yakni 50-80%, namun disebutkan jika yang paling baik adalah konsentrasi 70%. Selain itu jika dibandingkan dengan alkohol murni 100%, alkohol 70% dari sisi harga juga lebih murah.

Berikut beberapa jenis bakteri yang mampu diatasi oleh alkohol 70% antara lain: serratia marcescens, e. coli; pseudomonas aeruginosa, salmonella typhosa, streptococcus pyogenes, staphylococcus aureus. Nah, waktu kontak terbaik untuk membunuh mikroorganisme yakni 10 menit.
Jika Anda hendak meramu desinfektan sendiri, tak perlu khawatir karena saat ini sudah banyak tempat yang menjual alkohol 70%. Namun jika Anda membutuhkan dalam jumlah besar, disarankan untuk mengambil langsung ke distributor etanol seperti Karsavicta. Tak hanya alkohol 70% saja, Karsavicta sebagai distributor besar juga memiliki banyak jenis konsentrasi alkohol.

Karsavicta: Distributor Etanol terbesar di Indonesia

Karsavicta menyediakan etanol mulai dari konsentrasi kurang dari 95% (technical grade), lebih dari 96% (extra neutral) dan juga anhydrous dengan konsentrasi 99%. Kami menjamin semua produk milik Kami asli sesuai dengan jenis konsentrasinya.

Karsavicta sebagai distributor nasional juga siap melayani pemesanan dan pengiriman ke seluruh pelosok Indonesia. Kami memiliki dua pabrik besar berada di Jawa Barat dan Jawa Timur yang siap melayani pelanggan mulai dari ujung barat sampai dengan ujung timur Indonesia. Nah, bagi Anda yang memesan dalam jumlah besar, tentu kami akan memberikan penawaran harga terbaik.

Tak perlu juga khawatir untuk masalah pengiriman karena Kami memiliki armada khusus yang digunakan untuk mengangkut etanol. Kami memahami jika sifat dari alkohol yang mudah terbakar sehingga Kami mengemasnya sebaik mungkin dan seaman mungkin agar produk bisa sampai ke tujuan.

Anda bisa kontak Kami langsung untuk lebih jelasnya terkait prosedur pemesanan, harga, hingga cara pengiriman.


rect